Kamis, 02 Juni 2016

NOVITA PUTRI UNTARI
2014-020-024
ALUR PEMBELIAN KEBUTUHAN ALAT TULIS KANTOR

Berikut adalah alur pembelian kebutuhan alat tulis kantor di departemen Accounting:
  1. Purchasing akan mendata alat tulis yang stocknya telah habis, kemudian purchasing mengisi form Purchase Request. Contoh :

2.   Purchase Request yang sudah di tulis dan ditandatangi oleh purchasing akan diajukan ke Manajer Accounting untuk di cek dan disetuji.
Contoh :
3. Purchase Request yang sudah disetujui oleh Manajer Ccounting kemudian diajukan ke Manajer Operasional untuk di setujui.
Contoh :
4.  Purchase Request yang sudah disetujui oleh Manajer Accounting dan Manajer Operasinal kemudian diserahkan ke Purchasing untuk di Orderkan ke Supplier.

5.  Purchasing order ke Supplier dan menjadwalkan kedatangan alat tulis

6. Alat tulis datang dan diterima serta di cek langsung oleh purchasing.
Contoh:
7. Purchasing menerima tagihan kemudian tagihan akan diteruskan ke Manajer Accounting dengan dilampiri form Account Payable.

8.  Account Payable akan disetujui dan ditandatangani oleh Manajer Accounting
9. Kemudian Account payable akan diteruskan ke Manajer Operasional untuk Disetujui dan Ditandatangani.
Contoh:
10. Setelah Ditandatangi Manajer Operasional, Manajer Accounting akan menjadwalkan pencairan dana untuk pembayaran supplier tersebut.

11.  Setelah dana cair, supplier akan mengambil uangnya melalui Purchasing dan akan memberikan nota/ kwitansi tanda Lunas.
Contoh:


Demikian alur pembelian dan pembayaran supplier di kantor.

Referensi: Supawi Pawenang, 2016, Modul Akutansi Biaya UNIBA

Kamis, 07 April 2016

NOVITA PUTRI UNTARI
2014 020 043
BIAYA OVERHEAD PABRIK
Biaya overhead Pabrik merupakan biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik meliputi biaya-biaya sebagai berikut:
1.      Biaya bahan penolong
2.      Biaya reparasi dan pemeliharaan
3.      Biaya tenaga kerja tidak langsung
4.      Biaya yang timbul akibat penilaian aktiva tetap (seperti: depresiasi)
5.      Biaya yang timbul akibat berlalunya waktu (seperti: asuransi)
6.      Biaya yang langsung memerlukan pembayaran tunai (seperti: listrik)
Hubungan OHP dengan Perubahan Volume Produksi:
a. Biaya overhead pabrik tetap, yakni biaya overhead pabrik yang tidak berubah meskipun terjadi perubahan dalam volume produksi.
b. Biaya overhead pabrik variabel, yakni biaya overhead pabrik yang berubah sebanding dengan perubahan volume produksi.
c. Biaya overhead pabrik semivariabel, yakni biaya overhead pabrik yang berubah namun tidak sebanding dengan perubahan volume produksi. Untuk memudahkan penentuan tarif biaya overhead pabrik, biasanya biaya overhead pabrik semivariabel akan dipecah menjadi dua unsur yakni biaya tetap dan biaya variabel.

Penggolongan OHP menurut Hubungan departemen
a. Biaya overhead pabrik langsung departemen (direct departemental overhead expenses), yakni biaya overhead pabrik yang ada dalam sebuah departemen dan manfaatnya hanya dapat dinikmati oleh departemen tersebut.
b. Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen (indirect departemental overhead expenses), yakni biaya overhead pabrik yang manfaatnya dapat dinikmati oleh lebih dari satu departemen.
Pembebanan OHP kepada produk atas dasar tarif ditentukan di muka (pesanan) Alasannya biaya sering kali berubah, karena:
1. perubahan tingkat produksi
2. perubahan tingkat efisiensi
3. Perubahan biaya yang sporadik (tidak merata)
4. Perubahan siklus
Langkah-langkah Penentuan Tarif OHP
1. Menyusun Anggaran Pabrik, mempertimbangkan:
- Kapasitas teoritis
- Kapasitas normal
- Kapasitas sesungguhnya
2. Memilih dasar pembebanan
3. Menghitung Tarif









Referensi: Supawi Pawenang, 2016, Modul Akutansi Biaya UNIBA
uniba.ac.id

Selasa, 29 Maret 2016

NOVITA PUTRI UNTARI
2014-020-043
CONTOH SOAL:
Suatu pabrik semen memproduksi semen dengan rincian sebagai berikut:
-          Bya bahan baku Rp 5.000,- sudah terpakai 100%
-          Bya bahan penolong Rp 7.500.- sudah terpakai 100%
-          Bya tenaga kerja Rp 11.250,- sudah terpakai 50%
-          Bya OHP Rp 16.125,- sudah terpakai 30%
-          Total produk jadi sebanyak 2000 kg
-          Total produk dalam proses 500 kg
Bagaimana cara melaporkan biayanya?
JAWAB:
HPP barang jadi
Item biaya
Jumlah biaya
ekuivalen
Biaya persatuan produk
B.  bahan baku
5.000
2.500
2.000
B. B. Penolong
7.500
2.500
3.000
B. T. Kerja
11.250
2.250
5.000
B. OHP
16.125
2.150
7.500

39.875

17.500
Maka, harga pokok produksi barang jadi        = 2.000X 17.500
                                                                        = 35.000
Jurnal
Biaya bahan baku
D. BDP-BBB              5.000
                        K.Persd BB     5.000
Biaya bahan penolong
D.BDP-BBB               7.500
                        K.persd. BP    7.500
Upah tenaga kerja
D.BDP-BBP               11.250
                        K.gaji & upah  11.250
Biaya over head pabrik
D.BDP-BOHP                        16.250
                        K.BOP                        16.125
Perhitungan HPP dalam proses
Harga pokok dalam proses
Rp
B.B.B
100% X 500X 2000
1.000
B.B. P.
100% X 500X 3000
1.500
B.T.K.
50% X 500 X 5000
1.250
B.O.H.P.
30% X 500 X 7500
1.125
Jumlah
4.875
Maka, harga pokok produksi total      = 35.000 X 4.875
                                                            = 39.875
Jurnal HPP barang jadi
D . persediaan barang jadi      35.000
            K . BDP-BB               4.000
            K . BDP- BBP                        6.000
            K. BTK                       10.000
            K. OHP                       15.000
Jurnal HPP barang dalam proses
D. persediaan- BDP                4.875
            K. BDP-BB                1.000
            K. BDP-BBP              1.500
            K. BTK                       1.250
            K. OHP                       1.125

Referensi: Supawi Pawenang, 2016, Modul Akutansi Biaya UNIBA
uniba.ac.id
NOVITA PUTRI UNTARI
2014-020-043

PENENTUAN HARGA JUAL
Formula penentuan harga jual
Taksiran biaya produksi                                                                      Rp XXXX
Taksiran biaya non produksi                                                               Rp XXXX      +

Taksiran total biaya pesanan                                                               Rp XXXX
Laba yang diinginkan                                                                         Rp XXXX      +

Taksiran harga jual                                                                          Rp XXXX
Catatan: biaya prosuksi ( BBB+BTKL), biaya non produksi ( BOP)
Instrumen Pencatat Biaya
(Rekening Kontrol dan Buku Pembantu)
Rekening Kontrol                                         Rekening Pembantu
Persediaan BB                                                            Kartu Persediaan
Persediaan BP                                                 Kartu Persediaan
Brg dlm proses                                                Kartu Harga Pokok
BOP sesungguhnya                                         Kartu Biaya
Biaya Adm & Umum                                      Kartu Biaya
Biaya Pemasaran                                             Kartu Biaya
Persd.Produk Jadi                                           Kartu Persediaan
Jurnal pemakaian BB untuk pembuatan produk
D: barang dalam proses                       Rp XXX
            K: persediaan bahan baku       Rp XXXX
BUKAN:
D: biaya bahan baku               Rp XXX
            K: persediaan bahan baku       Rp XXX
Alasan: karena BB dicatat dalam kartu persediaan bukan kartu biaya.


Referensi: Supawi Pawenang, 2016, Modul Akutansi Biaya UNIBA
uniba.ac.id

Senin, 28 Maret 2016

NOVITA PUTRI UNTARI
2014-020-043

Perbedaan metode harga pokok proses dan pesanan

Harga pokok proses:

-          Pengumpulan biaya produksi:
1. Per periode akutansi
2.   Per departemen produksi
-          Perhitungan HPP:
TC/Q dihitung secara variable per akhir periode akutansi
-          Penggolongan biaya produksi:
Atas biya yang ssungguhnya terjadi. BL dan BTL kadang diperlukan, seluruh OHP dibebankan.
-          Biaya overhead pabrik:
Meliputi: Bya non BB & BP dan BTK
Dibebankan pada produk sebesar biaya yang sesungguhnya terjadi.

Harga pokok pesanan:

-          Pengumpulan biaya produksi:
Pengumpulannya per pesanan
-          Perhitungan HPP persatuan:
TC/Q dihitung per pesanan, per awal periode pesanan.
-          Penggolongan biaya produksi:
Atas biaya yang sesungguhnya terjadi. BL dan BTL kadang diperlukan untuk dihitung.
-          Biaya overhead pabrik:
Meliputi: bya BP, Bya TKTL, Bya Non BB & BTKL
Dibebankan atas dasar tariff yang ditentukan di muka.

 Fungsi pembedaan tersebut adalah:
1.   Menentukan harga pokok produksi ( baik untuk produk jadi maupun produk dalam proses).
2.   Memantau realisasi biaya produksi.

3.   Menghitung rugi/laba.

Referensi: Supawi Pawenang, 2016, Modul Akutansi Biaya UNIBA

Senin, 14 Maret 2016

NOVITA PUTRI UNTARI
2014-020-043/B1

Full Costing adalah penentuan harga pokok produksi dengan menghitung semua unsur biaya produksi.

Variable costing adalah penentuan harga pokok produksi dengan hanya memperhitungkan biaya produksi yang variable saja.

Perbedaan metode harga pokok pesanan dengan harga pokok proses:
1.     Metode harga pokok pesanan:
-         Proses produksi terputus-putus sesuai pesanana
-         Produk berlainan sesuai pesanan
-         Produksi ditujukan untuk pesanan bukan untuk penetrasi pasar

2.     Metode harga pokok proses:
-         Proses produksi continue
-         Produk yang dihasilkan standar
-         Produk diorientasikan untuk penetrasi pasar


Referensi: Supawi Pawenang, 2016, Modul Akutansi Biaya UNIBA
uniba.ac.id