NAMA : NOVITA PUTRI UNTARI
KELAS/ NIM : B1/ 2014020043
A. Rangkuman
materi
BAB II
MODEL
REGRASI
Penulisan model dalam ekonometrika adalah merupakan
pengembangan dari persamaan fungsi secara matematis, karena pada hakikatnya
sebuah fungsi adalah sebuah persamaan yang menggambarkan hubungan sebab akibat
antara sebuah variabel dengan satu atau lebih variabel lain. Penulisan model
dalam bentuk persamaan fungsi tersebut dicontohkan dalam persamaan berikut ini:
Persamaan Matematis
|
|
|
|
Y = a
+ b X
|
……….. (pers.1)
|
Persamaan
Ekonometrika
|
|
|
|
Y = b0
+ b1X + e
|
……….. (pers.2)
|
Munculnya e (error term)
pada persamaan ekonometrika (pers.2) merupakan suatu penegasan bahwa sebenarnya
banyak sekali variabel-variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikat (Y).
Karena dalam model tersebut hanya ingin melihat pengaruh satu variabel X saja,
maka variabel-variabel yang lain dianggap bersifat tetap atau ceteris paribus, yang dilambangkan
dengan e.
Bentuk Model
Model persamaan fungsi seperti dicontohkan pada pers.2
bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Oleh karena itu, persamaan tersebut disebut juga sebagai persamaan regresi.
Model Regresi mempunyai bermacam -macam bentuk model yang dapat dibedakan
berdasarkan sebaran data yang terlihat dalam scatterplott-nya. Setidaknya terdapat tiga jenis model yaitu: Model
Regresi Linier, Model Regresi Kuadratik, Model Regresi Kubik
Model Regresi Linier
Kata “linier” dalam model ini menunjukkan linearitas dalam
variabel maupun lineraitas dalam data. Kata linier menggambarkan arti bahwa
sebaran data dalam scatter plot menunjukkan sebaran data yang
mendekati bentuk garis lurus. Data
semacam ini dapat wujud apabila perubahan pada variabel Y sebanding dengan
perubahan variabel X. Jika sebaran datanya berkecenderungan melengkung, maka
cocoknya menggunakan dengan regresi kuadratik. Jika sebaran datanya
kecenderungannya seperti bentuk U atau spiral regresinya menggunakan regresi
kubik.
Model
linier sendiri dapat dibedakan sebagai single linier maupun multiple linier.
Disebut single linier apabila variabel bebas hanya berjumlah satu dengan
batasan pangkat satu. Sedang multiple linier apabila variabel bebas lebih dari
satu variabel dengan batasan pangkat satu. Untuk lebih jelasnya akan
dicontohkan bentuk persamaan single linier (pers.3) dan persamaan multiple
linier (pers.4) sebagai berikut:
Y = b0 +
b1X + e ………..
(pers.3)
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + ……
+ bnXn + e ……….. (pers.4)
Model Kuadratik
Salah satu ciri model kuadratik dapat diketahui dari adanya
pangkat dua pada salah satu variabel bebasnya. Ciri yang lain dapat dilihat
dari pengamatan terhadap scatter plott yang
menunjukkan kecenderungan sebaran data
membentuk lengkung, tidak seperti model linier yang cenderung lurus.
Model kuadratik dituliskan dalam persamaan fungsi sebagai
berikut:
Y = b0 + b1X1 + b2X12 + e ……….. (pers.5)
Model Kubik
Salah satu ciri model kubik dapat diketahui dari adanya
pangkat tiga pada salah satu variabel bebasnya. Oleh karena itu sering disebut
juga dengan fungsi berderajat tiga. Ciri yang lain dapat dilihat dari
pengamatan terhadap scatter plott
yang menunjukkan kecenderungan sebaran data yang berbentuk lengkung dengan arah
yang berbeda. Setiap fungsi kubik setidak-tidaknya mempunyai sebuah titik belok
(inflexion point), yaitu titik
peralihan bentuk kurva dari cekung menjadi cembung atau dari cembung menjadi
cekung. Model kuadratik dituliskan dalam persamaan fungsi sebagai
berikut:
Y = b0 +
b1X1 + b1X12 + b1X13 + e………..(pers.6)
Notasi Model
Huruf Y memerankan fungsi sebagai variabel dependen atau
variabel terikat. Y sering juga disebut sebagai variabel gayut, variabel yang
dipengaruhi, atau variabel endogin.
Variabel independen
yang secara umum disimbolkan dengan huruf X diletakkan disebelah kanan tanda
persamaan. Huruf X menggambarkan variabel bebas atau variabel yang
mempengaruhi. Oleh karena itu variabel ini mempunyai nama lain seperti variabel
independen, variabel penduga, variabel estimator, atau juga variabel eksogen.
Peletakannya di sebelah kanan tanda persamaan menunjukkan perannya sebagai
variabel yang mempengaruhi.
Kesalahan pengganggu ini sendiri mempunyai banyak sebab
yang dapat menimbulkannya seperti:
1.
Tidak seluruh variabel bebas yang mempunyai potensi dalam
mempengaruhi variabel terikat dapat disebutkan dalam model.
2.
kesalahan asumsi dalam menentukan teori yang diwujudkan
sebagai model.
3.
ketidaklengkapan data yang dianalisis.
4.
ketidaktepatan model yang digunakan. Misalnya, seharusnya
digunakan model kuadratik tetapi justru yang digunakan adalah model linier,
atau sebaliknya.
Spesifikasi Model dan Data
Secara spesifik model dalam ekonometrika dapat dibedakan
menjadi: model ekonomi (economic model)
dan model statistic (statistical model).
Model Ekonomi
Biasanya dituliskan dalam bentuk persamaan sebagai berikut:
Y = b0 + b1X1 + b2 X2
Tanda b
= parameter, menunjukkan ketergantungan variabel Y terhadap variabel X
b0 = intercept,
menjelaskan nilai variabel terikat ketika masing-masing variabel bebasnya
bernilai 0 (nol).
Model
ini menggambarkan rata-rata hubungan sistemik antara variabel Y, X1, X2. Dalam
model ini nilai e tidak tertera, karena nilai e diasumsikan non random. Dalam
realita, model ini tidak mampu menjelaskan variabel-variabel ekonomi secara pas
(clear), oleh karena itu membutuhkan
regresi.
Model Statistik
Model ekonomi seperti yang dijelaskan di atas, mencerminkan
nilai harapan, maka dapat pula ditulis:
E (Y) =
b0 + b1X1 + b2 X2
Karena
nilai harapan, maka tentu tidak akan secara pasti sesuai dengan realita. Oleh
karena itu akan muncul nilai random error
term (e). Nilai e sendiri merupakan selisih antara nilai kenyataan dan nilai harapan. Secara matematis dapat
dituliskan sebagai berikut:
e = Y – E(Y)
|
atau e = Y –Y
|
|
|
|
ˆ
|
jadi,
|
Y = Y + e
|
|
karena,
|
|
ˆ
|
|
Y = E
(Y) = b0 + b1X1 + b2 X2
|
|
|
|
ˆ
|
maka
|
Y = b0
+ b1X1 + b2 X2 + e
|
tanda e pada persamaan di atas mencerminkan distribusi
probabilitas. Atau dapat pula dianggap sebagai pengganti variabel-variabel
berpengaruh lain selain variabel yang dijelaskan dalam model. Dalam teori
ekonomi, e merupakan representasi dari asumsi ceteris paribus. Pengakuan adanya
variabel lain yang berpengaruh, meskipun tidak disebutkan variabel apa, cukup
ditulis dengan tanda e, maka model menjadi lebih realistik. Agar terdapat
gambaran yang jelas, maka nilai e harus diasumsikan. Asumsi-asumsinya adalah:
1.
Nilai harapan e sama dengan 0 (nol).
E(e) = 0, masing-masing random
error mempunyai distribusi probabilitas = 0. Meskipun e bisa bernilai
positif atau negatif, tetapi rata-rata e harus = 0.
2.
Variance residual sama dengan standar deviasi
Var (e) = 2
, artinya: masing-masing random error
mempunyai distribusi probabilitas variance yang sama dengan standar deviasi ( 2 ). Asumsi
ini menjelaskan bahwa residual bersifat homoskedastik.
3.
Kovarian ei dan ej mempunyai nilai nol.
Cov (ei, ej) = 0. Nilai nol dalam asumsi ini menjelaskan
bahwa antara ei dan ej tidak ada korelasi serial atau tida berkorelasi (autocorrelation).
4.
Nilai random error mempunyai distribusi probabilitas yang
normal.
Karena masing, masing observasi Y tergantung pada e, maka
masing-masing Y juga memiliki varian yang random. Dengan demikian, statistik Y
menjadi sebagai beriku:
1.
Nilai harapan Y tergantung pada nilai masing-masing
variabel penjelas dan parameter-parameternya. Dengan menggunakan asumsi E(e) =
0, maka rata-rata perubahan nilai Y untuk setiap observasi ditentukan oleh
fungsi regresi.
E (Y) = b0 + b1X1 + b2 X2
2.
Variance distribusi probabilitas Y tidak dapat berubah
setiap observasi.
Var (Y) = Var (e) = 2
3.
Tidak ada kaitan langsung antara observasi satu dengan
observasi lainnya.
Cov (Yi, Yj) = Cov (ei, ej) = 0
4.
Nilai Y secara normal terdistribusi di sekitar rata-rata.
Asumsi-
asumsi di atas difokuskan pada pembahasan variabel terikat. Perlu adanya asumsi
tambahan terhadap variabel penjelas, yaitu:
1.
Variabel independen tidak bersifat random, karena dengan
jelas dapat diketahui dari data.
2.
Variabel independen tidak merupakan fungsi linear dari yang
lain. Asumsi ini penting agar tidak terjadi redundancy,
yang menyebabkan multikolinearitas.
B. Simpulan
Dalam suatu model regresi terdapat dua jenis variabel,
yaitu variabel terikat dan variabel bebas, yang dipisahkan oleh tanda
persamaan. Variabel terikat sering disimbolkan dengan Y, biasa pula disebut
sebagai variabel dependen, variabel tak bebas, variabel yang dijelaskan,
variabel yang diestimasi, variabel yang dipengaruhi. Cirinya, berada pada
sebelah kiri tanda persamaan (=). Variabel bebas sering disimbolkan dengan X,
biasa pula disebut sebagai variabel independen, variabel yang mempengaruhi,
variabel penjelas, variabel estimator, variabel penduga, variabel yang
mempengaruhi, variabel prediktor. Cirinya terletak pada sebelah kanan tanda
persamaan (=).
Dalam suatu model juga terdapat parameter-parameter yang
disebut konstanta, juga koefisien korelasi.
Konstanta sering disimbolkan dengan a, atau b0, atau 0.
Koefisien korelasi disebut pula sebagai beta, B, b, menunjukkan slope,
kemiringan, elastisitas.
C.
Penjelasan
dari pertanyaan
a. Model
adalah refleksi dari realita atau simplikasi dari kenyataan.
b. Jenis-
jenis model ekonometrika adalah grafis dan matematis
c. Perbedaan
jenis-jenis model ekonometrika
Perihal
|
Grafis
|
Matematis
|
Interpretasi
|
Relatif
Lebih mudah diinterpretasi
|
Relatif
lebih sulit diinterpretasi
|
Output
|
Berupa
grafik, seperti kurva atau diagram
|
Hitungan
matematis berupa rumus
|
Keakuratan
|
Cenderung
kurang akurat, karena berdasar data yang bersifat skala
|
Dapat
lebih akurat, karena dihitung secara rinci sesuai dengan keadaannya
|
d. Asumsi-asumsi
yang harus dipenuhi dalam regresi linier
1. Variabel
independen tidak bersifat random, karena dengan jelas dapat diketahui dari
data.
2. Variabel
independen tidak merupakan fungsi linear dari yang lain. Asumsi ini penting
agar tidak terjadi redundancy, yang
menyebabkan multikolinearitas.
Referensi: Supawi Pawenang, 2017, Modul Akutansi Biaya UNIBA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar